Profil

Sejarah Singkat

Pada tahun 2012, sepasang suami istri bernama Drs. Sarlan dan Dra. Sri Karyani berniat mewakafkan sebidang tanah miliknya setelah kepergian anak kelima mereka yang baru berusia satu minggu pasca menjalani operasi paru-paru. Mereka berdua meyakini kebaikan ayat Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 133–134 tentang balasan surga bagi yang bersedekah di kala lapang maupun sempit.

Pak Sarlan dan Ibu Sri Karyani tidak ingin mewakafkan tanahnya kepada organisasi tertentu, namun pada tahun 2013 beliau berdua berikrar di hadapan anggota Takmir Masjid se-Kebayanan Turen untuk mewakafkan tanah seluas 750 m² di Dusun Randusari, RT 01/18, Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo, untuk kepentingan agama.

Namun pada Desember 2017, sebelum tanah wakaf dimanfaatkan, Pak Sarlan wafat. Setelahnya, saudara kandung beliau ikut mewakafkan tanah dari warisan orang tua yang berbatasan dengan tanah Pak Sarlan dan Ibu Sri Karyani, yakni Ibu Suratmi (kakak perempuan nomor 5) seluas 130 m² dan Pak Surat (kakak laki-laki nomor 4) seluas 25 m².

Pada tahun 2019, pengurus Takmir Masjid Turen sempat meminta Ibu Sri Karyani untuk mengganti tanah wakaf tersebut menjadi sawah produktif. Namun sebelum hal itu diputuskan, muncul gagasan baru dari Pak Nur Rohman, Mas Eko Suwanto, dan Mas Joko Wiyono untuk mendirikan sekolah pondok tahfidz setara SMA di atas tanah wakaf tersebut.

Ibu Sri Karyani kemudian memprakarsai pembentukan lembaga berbadan hukum yang menaungi pemanfaatan tanah wakaf sebagai lembaga pendidikan. Maka pada tahun 2021 berdirilah “Yayasan Takmirul Insan Turen Sukoharjo”, berdasarkan Akta Notaris tanggal 22 Maret 2021 Nomor 28 oleh Notaris Afifah S.H., bergerak di bidang sosial dan keagamaan.

Dengan dukungan masyarakat, khususnya Ketakmiran Masjid Se-Kebayanan Turen, di atas tanah itu dibangun Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Abu Salamah, dengan rancangan tiga lantai. Pesantren ini dirancang untuk jenjang pendidikan Aliyah/SMA khusus putri. Fasilitasnya meliputi gedung belajar, asrama santri, kantor asatid, gazebo, kafetaria, perpustakaan, dan sarana olahraga.

Pada tahun yang sama, Ibu Sri Karyani bersama adiknya, Ibu Hj. Sri Lestari, juga mewakafkan tanah seluas 525 m² di tempat berbeda, tepatnya di Dukuh Gunungsaren RT 3/RW 17, Dusun Turen, Desa Palur, Mojolaban, Sukoharjo, untuk Yayasan Takmirul Insan Turen Sukoharjo.

Kegiatan pesantren ini dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 dengan jumlah santri angkatan pertama sebanyak 22 orang. Dengan memadukan program tahfidz, kependidikan, dan pembinaan intelektual, diharapkan pesantren ini dapat melahirkan santri yang berakhlak mulia serta berwawasan luas.

Harapan besar seluruh pendiri, pengurus, dan pengelola adalah agar pesantren ini menjadi pusat pendidikan Qur’ani dan perkampungan santri, sehingga suasana Islami dapat dirasakan tidak hanya di pesantren, melainkan juga memberi keberkahan bagi masyarakat Turen, Palur, dan sekitarnya.

Scroll to Top